بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

Sabtu, 23 Februari 2013

Kembali kesumber azali



Di alam eksistensi yang pertama, Allah menciptakan ruh sebagai makhluk yg paling sempurna. Lalu Dia berkehendak mengirimnya ke alam yg lebih rendah agar mempelajari cara kembali kepada hakekat Yang Mahakuasa dan mendekat kepada-Nya. Sebelum menempuh perjalanannya, ruh telah dibekali benih tauhid. Ketika melewati alam ini, ia diberi pakaian cahaya Ilahi dan diberi nama jiwa sultan. Ketika turun ke alam malakut, ia diberi nama “jiwa aktif”. Ketika turun ke alam materi, ia diberi pakaian materi untuk menyempurnakan wujudnya. Ia dibungkus dengan pakaian materi untuk menyelamatkan dunia, karena jika alam materi berhubungan langsung dengan ruh suci, pasti ia hancur binasa. Di alam inilah ia mengenal kehidupan--nyawa manusia.

Setelah turun ke alam yg terendah ini ia harus berupaya meraih kedekatan kepada Allah meski telah dibungkus daging dan tulang. Dengan menggunakan hati yg ada dalam jasadnya, ruh harus menanam dan menumbuhkan pohon tauhid. Akar pohon itu tertancap kokoh; cabangnya memenuhi ruang rahmat, dan di sana dengan ridha Allah lahirlah buah tauhid. Kemudian dalam bumi hati, ruh menanam benih agama dan bertekad menumbuhkan pohon agama. Agar menghasilkan buah tauhid, setiap cabang pohon itu harus mendekatkan diri kepada Allah.

Hakikat itu telah ditanamkan pada inti hati sebagai amanat Allah yang diserahkan kepadamu untuk kau jaga. Hakikat ini akan mewujud melalui pertobatan dan upaya sungguh-sungguh mempelajari ilmu agama. Keindahannya akan memancar ke permukaan ketika seseorang senantiasa membaca kalimat penyaksian: La ilaha illaLLAAH. Pada mulanya, ia membaca kalimat tauhid itu dengan lidahnya, lalu hatinya menjadi hidup, dan akhirnya ia membacanya secara sirr dalam hatinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar