بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

Jumat, 14 September 2012

Kehidupan Sesudah Mati



Ini diperoleh melalui penelitian spiritual yang dilakukan oleh para pencari Tuhan dari Organisasi Penelitian Ilmu Spiritual (SSRF) dengan indra keenam yang mendalam (ESP).



Penelitian spiritual telah menunjukkan bahwa manusia terdiri dari empat tubuh dasar sebagai berikut:

Fisik

Mental

kausal atau intelektual (kecerdasan)

Supracausal atau ego halus (tak kasat mata)


Ketika seseorang meninggal tubuh fisik berhenti untuk hidup. Namun, sisa eksistensi atau kesadarannya terus berlanjut. Eksistansi orang tersebut minus tubuh fisiknya dikenal sebagai tubuh halus (lingga deha) dan terdiri dari tubuh-tubuh mental, kausal (intelek) dan supracausal (ego halus). Tubuh halus ini kemudian pergi ke salah satu dari 13 alam-alam eksistensi halus selain alam Bumi.

Ke-14 alam-alam eksistensi di alam semesta

Ada 14 alam-alam eksistensi yang utama di alam semesta.Tujuh dari mereka adalah alam eksistensi positif dan tujuh lainnya adalah alam eksistensi negatif. Ketujuh alam-alam eksistensi negatif umumnya dikenal sebagai neraka . Ada banyak sub alam-alam dalam alam-alam eksistensi utama ini.

Tujuh alam-alam eksistensi positif: Alam-alam eksistensi yang ditempati sebagian besar oleh orang-orang hidup dan tubuh-tubuh halus (tak kasat mata) yang melakukan perbuatan-perbuatan amal saleh dan melakukan praktik spiritual sesuai dengan jalan positif dari praktik spiritual, dikenal sebagai tujuh alam-alam eksistensi positif atau surga. Dengan jalan positif, maksud kami orientasi dari praktik spiritual adalah menuju realisasi Tuhan, yang merupakan paling utama dalam pertumbuhan spiritual.

Alam Bumi adalah satu-satunya alam fisik eksistensi di alam semesta dan juga merupakan alam eksistensi pertama dalam hirarki alam-alam eksistensi positif di alam semesta.

Tujuh alam-alam eksistensi negatif: Ini adalah alam-alam eksistensi yang ditempati sebagian besar oleh tubuh-tubuh/ roh-roh halus yang telah melakukan perbuatan yang tidak benar dan terlibat dalam praktik spiritual sesuai dengan jalan negatif. Dengan jalan negatif, maksud kami orientasi dari praktik spiritual adalah ke arah mencapai kekuatan spiritual, misalnya kekuatan-kekuatan supranatural. Kekuatan spiritual ini digunakan terutama untuk meningkatkan kontrol seseorang atas orang lain atau untuk tujuan-tujuan negatif. Dengan demikian semua tubuh/ roh halus yang pergi ke salah satu alam-alam eksistensi neraka, menjadi hantu berdasarkan niat-niat jahat mereka.


Sub alam eksistensi dari Neraka : Setiap alam eksistensi neraka memiliki sub alam yang dikenal sebagai Narak. Contohnya, alam eksistensi pertama dari Neraka akan memiliki di dalamnya sub alam yang dikenal sebagai Narak pertama. Narak dicadangkan untuk hantu terburuk (setan, iblis, energi negatif, dll) di dalam Neraka. Para hantu (setan, iblis, energi negatif, dll) yang mendiami Narak pertama menghadapi hukuman yang lebih parah dan untuk durasi yang lebih lama daripada mereka yang mendiami alam eksistensi pertama dari neraka.

pada artikel sebelumnya menunjukkan ke-14 alam-alam eksistensi di Alam Semesta.


Penjelasan di balik skema warna yang digunakan

Bumi digambarkan bewarna kemerahan karena mewakilkan aksi/ tindakan, karena Bumi adalah satu-satunya alam di mana kita memiliki tubuh fisik untuk melakukan sesuatu.

Surga telah digambarkan dalam warna merah muda, yang mewakili berlimpahnya kebahagiaan.

Kuning mewakil pengetahuan spiritual dan peningkatan dalam komponen dasar halus positif. Ini akhirnya akan menjadi hampir putih pada tahap tertinggi, yang menggambarkan kedekatan dengan prinsip Tuhan yang tak berwujud.

Wilayah-wilayah Neraka diwakili oleh warna gelap sampai hitam, karena adanya peningkatan dalam komponen dasar halus negatif.

Surga dan alam-alam eksistensi positif lainnya di Alam Semesta




Setiap alam eksistensi positif dan negatif di luar batasan alam (fisik) eksistensi Bumi menjadi semakin halus (tak kasat mata). Halus, maksud kami adalah, yang melampaui pemahaman panca indera, pikiran dan intelek. firdaws adalah yang terhalus, yaitu yang paling sulit untuk dilihat atau dipahami kecuali indra keenam (ESP) tingkat tertinggi tercapai.

Karena kurangnya praktik spiritual, kebanyakan orang di zaman sekarang pergi baik ke dunia Nether atau alam-alam eksistensi Neraka. Kita biasanya pergi ke dunia Nether setelah kematian ketika proporsi kejahatan (yang timbul akibat perbuatan-perbuatan salah di Bumi) adalah sekitar 30%. Kejahatan biasanya termasuk niat jahat terhadap orang lain dan banyaknya hasrat keinginan. Kemungkinan akan diserang di dunia Nether oleh hantu-hantu dengan tingkat yang lebih tinggi dari alam eksistensi lebih rendah di Neraka hampir pasti.

Bumi adalah satu-satunya alam eksistensi di mana ada sebuah pencampuran dari orang-orang dengan berbagai tingkat spiritual. Namun, setelah kematian kita pergi ke alam eksistensi yang sesuai dengan tingkat spiritual kita.

Tingkat spiritual minimum yang diperlukan untuk mencapai Surga setelah kematian adalah 60% (jiwa tercerahkan). . Pada dasarnya dari perspektif ilmu pengetahuan spiritual, kebaikan-kebaikan untuk mencapai Surga atau alam eksistensi yang lebih tinggi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan dengan tujuan merealisasikan Tuhan. Tiga kriteria berikut dapat diterapkan.

Tindakan-tindakan dilakukan tanpa doership, yaitu dengan pandangan bahwa Tuhan sendiri melakukan tindakan itu atas saya dan karenanya saya tidak dapat mengklaim pengakuan apapun.

Dilakukan tanpa mengharapkan pujian atau penghargaan.

Dilakukan tanpa mengharapkan hasil.

Lebih dari tindakan semata, adalah sikap atau pandangan di balik tindakan tersebut yang lebih diperhitungkan.

Untuk mencapai alam eksistensi yang lebih tinggi melebihi Surga seseorang harus pada tingkat spiritual yang lebih tinggi dari 80% (jiwa sultan). Ini hanya dapat dicapai dengan praktik spiritual yang konsisten sesuai dengan enam hukum-hukum dasar dari praktik spiritual bersamaan dengan pengurangan besar dalam ego.

Dengan tubuh dominan, maksud kami tubuh yang paling aktif, yaitu, mental, intelek (kecerdasan) atau ego halus. Sebagai contoh, pada alam eksistensi Nether , tubuh halus masih memiliki banyak hasrat keinginan dan kemelekatan. Akibatnya, sering kali mereka menjadi hantu yang berusaha untuk memenuhi beberapa hasrat keinginan mereka. Hal ini membuat mereka terbuka terhadap hantu-hantu dengan tingkat lebih tinggi dari anak tangga lebih rendah di Neraka untuk mengambil keuntungan dari ketagihan-ketagihan mereka dengan tujuan mempengaruhi orang-orang di Bumi.

Dalam alam eksistensi Nether kita mengalami beberapa kebahagiaan. Namun, ketidakbahagiaannya diperkuat jika dibanding dengan ketidakbahagiaan yang dialami di Bumi.

Dalam alam eksistensi Surga, tubuh-tubuh halus mengalami kelimpahan berlebih dari kebahagiaan. Kebahagiaan ini jauh melebihi kebahagiaan yang dialami di Bumi baik dalam jumlah, kualitas dan durasi. Ketika kita naik ke atas alam eksistensi positif, ada peningkatan dalam kualitas kebahagiaan dan tiadanya ketidakbahagiaan.

Kebahagiaan Sattvik berarti kebahagiaan yang berasal dari membantu orang lain tanpa harapan atau pamrih. Ketika ego terlibat dalam bertindak, itu menjadi raajasik.

Serenity (ketenangan abadi) adalah pengalaman yang lebih tinggi daripada Bliss (Kebahagaian abadi).


Melalui penelitian spiritual kita telah menemukan bahwa ada 5 faktor yang mempengaruhi potensi untuk pertumbuhan spiritual lebih lanjut. 

Memiliki jumlah emosi spiritual (bhāv) yang tinggi,
Memiliki ego yang rendah, 
Memiliki keinginan yang kuat untuk pertumbuhan spiritual, 
Melakukan praktik spiritual teratur dengan tingkat yang semakin tinggi, 
Terpengaruh atau tidak terpengaruh oleh energi-energi negatif.
Dipengaruhi oleh energi-energi negatif sangat dapat menghambat kemampuan untuk pertumbuhan spiritual. Jadi bahkan jika seseorang berada di tingkat spiritual 65% tetapi sangat terpengaruh oleh energy-energi negatif, kemampuannya untuk mencapai alam-alam spiritual yang lebih tinggi seperti adn', dibatasi.
Jika seseorang mencapai firdaws setelah kematian terus melakukan praktik spiritual di alam eksistensi itu sampai ia bersatu sepenuhnya dengan Tuhan.

Pentingnya alam eksistensi Bumi

Alam eksistensi Bumi amatlah penting. Ini adalah satu-satunya alam eksistensi di mana kita bisa membuat pertumbuhan spiritual yang cepat dan melunasi akun memberi-dan-mengambil kita dalam periode waktu terpendek. Alasan utama untuk ini adalah bahwa dengan bantuan tubuh fisik, kita bisa melakukan banyak hal untuk meningkatkan pertumbuhan spiritual dan tingkat spiritual kita dan mengurangi komponen dasar halus tama.

Selain dari Bumi, pertumbuhan spiritual kemungkinan besar hanya terjadidi wilayah-wilayah melebihi Surga seperti adn' dll. Hal ini karena di Surga, tubuh halus menjalani resiko akan terperangkap dalam kesenangan tanpa akhir yang ditawarkan. Dalam alam-alam eksistensi Nether dan Neraka, hukuman yang begitu berat dan juga tekanan dari hantu-hantu dengan tingkat yang lebih tinggi adalah sedemikian rupa sehingga menjadi sangat sulit untuk bangkit di atas penderitaan untuk melakukan praktik spiritual apapun yang bernilai.

Apakah itu Neraka, siapa yang pergi ke Neraka dan seperti apakah Neraka itu?


Ketika seseorang pergi ke alam eksistensi lebih rendah dari Neraka, akibat semakin berkurangnya komponen dasar halus positif lingkungan menjadi kurang kondusif untuk mengalami kebahagiaan.

Dalam alam eksistensi Neraka, ada beberapa hantu yang melakukan beberapa jenis latihan spiritual tertentu untuk mendapatkan kekuatan spiritual.Tertinggi dalam hirarki para hantu adalah penyihir dari alam eksistensi ketujuh Neraka. Mereka memiliki kekuatan spiritual yang sangat besar hampir setara dengan Saint (orang-orang suci) pada tingkat spiritual 90%. Mereka mengendalikan semua jenis hantu lainnya yang kekuatan spiritualnya lebih rendah.

Ketika seseorang pergi lebih dalam ke berbagai alam-alam eksistensi Neraka, yaitu dari ke-1 sampai ke-7, tingkat kebahagiaan yang dialami oleh tubuh/ roh halus di dalamnya terus menurun dan tingkat ke tidakbahagiaan terus berlipat ganda. Minimnya pengalaman akan kebahagiaan di akibatkan juga karena tenggelam dalam kenangan peristiwa-peristiwa positif masa lalu, kenangan yang menyenangkan akan harta kekayaan dalam kehidupan masa lalu, dll. Pengalaman ke tidakbahagiaan adalah karena kenangan rasa sakit fisik dan peristiwa-peristiwa penghinaan, kenangan dari hasrat keinginan yang tidak terpenuhi, misal nya tentang pendidikan, rumah, karir, harapan akan kebahagiaan anak-anak dalam kehidupan masa lalu.

Jangkauan dari hukuman/ rasa sakit untuk dijalani di berbagai alam eksistensi Neraka (Paataal) dan Narak terkait terus meningkat dengan alam eksistensi Neraka berikutnya.Juga,masa hukuman yang akan dialami di setiap Narak adalah lebih dibandingkan dengan alam eksistensi Neraka yang sesuai. Jika kita mempertimbangkan hukuman di alam eksistensi pertama di Neraka sebagai 100%, maka hukuman di wilayah Narak pertama yang sesuai adalah 50% lebih, yaitu 150%.


Pergerakan di antara alam-alam eksistensi halus di Alam Semesta

Seseorang ditetapkan ke alam eksistensi yang sesuai dengan sifat dasar orang tersebut dalam hal sattva, raja dan tama. Ini juga merupakan satu fungsi dari tingkat spiritual seseorang. Oleh karena itu, tubuh halus dari alam eksistensi positif yang lebih rendah tidak bisa pergi kealam eksistensi positif yang lebih tinggi dan mereka yang berasal dari alam eksistensi negative pertama dan kedua tidak bisa pergi ke alam eksistensi Neraka yang lebih dalam (ketiga dst). Hal ini serupa dengan bagai mana orang yang tinggal di bidang datar merasa sulit bernapas pada ketinggian yang lebih tinggi, tapi orang-orang yang tinggal diketinggian lebih tinggi dapat menangani hal itu dengan baik.

Apa yang menentukan kemana kita pergi setelah kematian?

Pada saat kematian, sehubungan tubuh fisik menjadi tidak aktif, energi vital yang digunakan untuk fungsi tubuh fisik di bebaskan ke Alam Semesta. Energi vital ini pada saat kematian mendorong tubuh halus menjauh dari wilayah Bumi.Sama seperti berat proyektil menentukan seberapa jauh roket dapat mendorong nya, demikian pula berat dari tubuh halus menentukan ke alam eksistensi mana tubuh halus tersebut pergi dalam alam-alam eksistensi halus di kehidupan setelah kematian.

'Berat' dari tubuh halus itu terutama adalah fungsi dari jumlah komponen dasar halus tama dalam diri kita.

Ke-3 komponen dasar halus: Kita masing-masing terdiri dari tiga komponen dasar halus (tak kasat mata) atau gunas.Komponen ini bersifat spiritual dan tidak dapat dilihat tetap imereka menentukan ke pribadian-kepribadian kita.Mereka adalah:

Sattva: Kemurnian dan pengetahuan

Raja: Aksi dan gairah

Tama: Ketidaktahuan dan inersia. Di dalam rata-rata orang di era saat ini, komponen halus dasar tamanya setinggi 50%.


Semakin kita dipenuhi dengan komponen-komponen raja dan tama semakin kita menampilkan karakteristik-karakteristik berikut yang menambah ke 'berat' kita dan berdampak pada ke mana alam eksistensi kita pergidalam kehidupan setelah kematian kita:

Lebih melekat pada hal-hal duniawi dan keegoisan

Lebih banyak hasrat keinginan yang tak terpenuhi

Perasaan-perasaan balas dendam

Lebih tingginya jumlah kekurangan atau perbuatan-perbuatan salah

Lebih tingginya jumlah cacat kepribadian seperti marah, takut, keserakahan, dll.

Jumlah ego yang lebih tinggi: Dengan ego maksud kami adalah berapa banyak seseorang mengidentifikasikan dirinya dengan tubuh, pikiran dan intelek (kecerdasan) dan bukan dengan jiwa di dalam

Menghasilkan tingkat spiritual yang lebih rendah

Penurunan permanen dalam proporsi komponen dasar halus tama dan karakteristik-karakteristik terkait yang disebutkan di atas dapat terjadi hanya dengan praktik spiritual berkelanjutan sesuai dengan enam hukum dasar dari praktik spiritual. Perbaikan psikologis dengan buku-buku perbaikan diri atau mencoba bersikap baik paling bagus hanya bersifat dangkal dan sementara.

Pentingnya keadaan mental pada waktu meninggal

Keadaan mental pada saat kematian, selain dari apa yang telah disebutkan di atas, sangatlah penting. Keadaan mental kita pada umumnya berhubungan dengan proporsi komponen-komponen dasar halus dalam diri kita.

Jika seseorang benar-benar melakukan praktik spiritualnya seperti mengucapkan dan merepetisikan (mengulang) Asmaul husna,tahlil,syahadad, kalimat suci. pada saat kematian maka pengaruh dari hasrat keinginan, kemelekatan, hantu, dll menjadi seminimal mungkin bagi orang itu dibandingkan dengan keadaan di mana dia tidak mengucap dan merepetisikan. Hal ini membuat tubuh halusnya lebih ringan. Oleh karena itu, jika ia meninggal dunia dengan berucap dan berepetisi, ia mencapai alam eksistensi yang lebih baik di antara sub alam-alam dari apa yang akan ia capai jika ia meninggal tanpa pengucapan dan repetisi.

Pada saat kematian, jika seseorang mengucapkan dan merepetisikan Nama Tuhan dan juga dalam keadaan berserah pada kehendak Tuhan, maka ia mencapai alam eksistensi yang bahkan lebih baik dalam kehidupan setelah kematiannya (akhirat) dan perhentian sementara nya ditempuh dengan kecepatan cahaya. Hal ini karena orang dalam keadaan berserah di alam eksistensi Bumi itu sendiri, memiliki kemungkinan yang sangat kurang untuk meningkatkan egonya dalam kehidupan setelah kematiannya. Juga,seluruh tanggung jawab kesejahteraannya dalam kehidupan setelah kematiannya di ambil alih oleh pembimbing spiritualnya yang telah maju (Guru spiritual :syeikh).

Siapakah yang pergi ke Neraka?

Berikut ini adalah jenis-jenis perbuatan dalam kehidupan kita di Bumi yang biasanya menempatkan kita dalam salah satu alam eksistensi Neraka.


Jangkauan, durasi dan tujuan di balik perbuatan-perbuatan salah adalah faktor penting yang menentukan alam eksistensi Neraka mana yang di capai setelah kematian dari pada hanya tindakan itu sendiri.

Bunuh diri dan kehidupan di akhirat

Ada dua jenis kematian berkaitan dengan waktunya.

Kematian akhir yang ditakdirkan: Ini adalah saat kematian yang tidak bisa dihindari seseorang.

Kematian yang mungkin: Ini adalah di mana seseorang mungkin bisa meninggal. Setiap orang dapat mengalami kemungkinan meninggal ketika orang itu dekat dengan kematian, tetapi dapat diselamatkan karena jasa-jasa/ kebaikan-kebaikannya.


Dalam kasus-kasus di mana seseorang sedang mengalami krisis yang tidak dapat diatasi dalam hidupnya atau memiliki gangguan-gangguan kepribadian yang parah, ia mungkin berpikir untuk mengambil hidupnya sendiri dalam keadaan tertekan itu.Hantu-hantu (setan, iblis, energi-energi negatif, dll) juga menyulut keadaan depresi dari orang yang ingin bunuh diri dan kadang-kadang berpengaruh dalam mendorong seseorang melewati batas untuk bunuh diri. Namun, bunuh diri tetap merupakan tindakan yang disengaja yang terjadi ketika seseorang sedang mengalami fase kematian yang mungkin sesuai takdir mereka.

Kehidupan di alam eksistensi Bumi sangat berharga dan diberikan kepada kita terutama untuk pertumbuhan spiritual. Ketika kita membunuh orang lain kita membuat akun kārmic memberi-dan-mengambil dengan mereka. Namun dengan melakukan bunuh diri, kita menyia-nyiakan kesempatan untuk pertumbuhan spiritual dan karenanya menanggung dosa terberat. Konsekuensinya adalah seseorang yang melakukan bunuh diri pergi ke bagian Narak dari alam ke-7 eksistensi Neraka untuk jangka waktu 60.000 tahun Bumi, dalam kehidupan setelah kematiannya (akhirat). Ini adalah tempat yang tanpa cahaya; sesuatu seperti kurungan tersendiri dalam penjara. Karena tiada seorang pun dalam wilayah Narak yang dapat memberikan nasihat tentang praktik spiritual, tubuh halus tetap dalam kegelapan dari ketidaktahuan/ kebodohan spiritual.



Kehidupan setelah kematian – dalam ringkasan

Fakta-faktadi atas tentang berbagai alam eksistensi memberikan kita suatu ide yang baik dari kemungkinan konsekuensi-konsekuensi dalam kehidupan kita setelah kematian dari bagaimana kita menjalani hidup kita. Hanya dengan praktik spiritual atau dengan kebaikan-kebaikan ekstrim/ luar biasa seseorang dapat pergi ke alam eksistensi yang lebih tinggi dan dengan demikian menghindari ketidakbahagiaan dan hukuman dan menikmati tingkatan-tingkatan kebahagiaan yang lebih tinggi. 

Sekali kita pergi ke alam-alam eksistensi yang lebih rendah seperti alam eksistensi Nether atau alam-alam eksistensi Neraka lainnya, kita tinggal di sana dan mengalami ketidakbahagiaan parah selama berabad-abad sampai kita benar-benar membayar atas kekurangan-kekurangan kita (dosa-dosa) dengan penderitaan berupa hukuman berat yang dijatuhkan di sana

Untuk melakukan praktik spiritual yang konsisten di alam eksistensi Bumi sesuai dengan 6 hukum dasar praktik spiritual adalah seperti berenang melawan arus di era saat ini. Namun, itu juga merupakan jalan yang terjamin untuk maju ke alam-alam eksistensi yang lebih tinggi dalam kehidupan kita setelah kematian.

Daerah Mati (Barzah)



Dalam artikel tentang, ' alam kehidupan di alam semesta ", kami menggambarkan 13 wilayah halus utama di alam semesta di mana kita bisa pergi setelah kematian. Namun, segera setelah kita mati, kita semua pergi melalui d
aerah sementara di alam semesta yang dikenal sebagai Daerah Orang Mati ( barzah/Martyaloka ). Di wilayah ini, tubuh halus akan terbiasa dengan keadaan baru tanpa tubuh fisik. Ada 10 sub-daerah di pesawat ini keberadaan bahwa tubuh halus melewati.


keberadaan ini adalah yang paling relevan bagi mereka yang akhir tujuan di akhirat adalah Daerah Nether. Untuk badan-badan halus, mereka bergerak perlahan-lahan melalui sub-berbagai daerah Daerah of the Dead ( barzah ) karena mereka menyingkirkan sisa-sisa dan lampiran dari kehidupan duniawi mereka.

Bagi orang-orang yang sangat berkembang rohani karena ringan dari badan halus mereka dan tidak ada keterikatan pada kehidupan duniawi, mereka meluncur melalui daerah ini ke daerah yang lebih tinggi halus seperti Surga tingkat 1,2,dll.

untuk, badan halus yang pergi ke salah satu daerah Neraka tenggelam ke daerah yang lebih rendah tanpa menghabiskan banyak waktu di Daerah of the Dead ( barzah ). Hal ini disebabkan oleh berat tubuh halus mereka yang sarat dengan perbuatan negatif dalam hidup mereka dan ego mereka dan banyak keinginan dunia tak terpenuhi.


Ada total sepuluh sub-divisi di Daerah of the Dead ( Martyaloka/barzah ). Kami telah memberikan gambaran dasar dari masing-masing divisi halus dan perilaku umum dari badan halus di masing-masing sub-divisi.

Ada deskripsi dalam kitab suci kuno ada sungai gaib (Vaitarna) bahwa semua orang yang sudah meninggal dikatakan menyeberang sebelum memasuki wilayah Nether . Ini sebenarnya selubung halus dari elemen Air Absolute Cosmic sekitar wilayah bumi.hal ini menjadi penyebab kenapa orang yang akan meninggal terlihat seperti tengelam ke dalam air. untuk agar dapat dengan mudah melewati keadaan tersebut adalah dengan wirid spiritual kalimah tauhid dan sholawat.

Ini selubung itu sendiri adalah sungai Vaitarna . Setelah kematian, tubuh halus mengambil menukik di Vaitarna dan memasuki wilayah Nether . Gas-gas ekskretoris tersisa dan sub-penting energi yang berkaitan dengan tubuh fisik yang menyertai badan halus yang dibuang ke sungai gaib (Vaitarna) .

Dengan demikian Vaitarna membantu strip tubuh halus dari sisa-sisa terakhir dari tubuh kasar sehingga membuatnya cukup halus untuk memungkinkan untuk itu untuk memasuki Daerah barzah.





M1 mengacu pada pembagian sub pertama dari Daerah of the Dead. M2 mengacu pada pembagian sub kedua Daerah Orang Mati dan sebagainya.



3.1 Daerah of the Dead (Martyaloka/barzah) No 1: The badan halus terlihat berjalan pontang-panting

Yang halus badan setelah melintasi Vaitarna memasuki 'Daerah of the Dead' ( Martyaloka/barzah ) No 1. Lingkungan di divisi ini muncul ungu kemerahan dalam warna. Tubuh halus terlihat berjalan pontang-panting karena lingkungan yang baru bagi mereka. Pemahaman yang melekat bahwa mereka harus pindah ada, tetapi mereka tidak memiliki petunjuk yang merupakan cara yang tepat. Oleh karena semua mayat di divisi ini gelisah.

3.2 Daerah of the Dead (Martyaloka/barzah) No 2: Ketidaksabaran badan halus

Lingkungan divisi ini terdiri dari garis-garis luas ungu dan merah. Mayat halus dalam divisi ini terlihat berjuang dalam gerakan tenggelam. Tubuh halus setelah memasuki divisi ini tidak berjalan di sekitar seperti di divisi sebelumnya namun demikian mereka terlihat terus bergerak di satu tempat. Ketidaksabaran terlihat di dalamnya. Hal ini karena setelah datang ke divisi ini, mereka lebih baik disesuaikan dibandingkan divisi sebelumnya, namun masih tidak memiliki petunjuk tentang jalan mana yang harus bergerak.

3.3 Daerah dari (Mati Martyaloka ) No 3: badan halus Teregang

Lingkungan di divisi ini muncul seolah-olah terbuat dari benang terjalinnya warna merah keunguan. Banyak badan halus di divisi ini tampak bergerak naik dan turun secara tak terkendali, tetapi dalam garis horizontal. Tubuh halus telah lebih berkembang dibandingkan divisi sebelumnya dan mencoba bergerak dalam garis horizontal.


3.4 Daerah dari (Mati Martyaloka ) No 4: Tidak stabil badan halus

Di sini terjalinnya benang merah keunguan bahkan lebih. Mayat halus dalam divisi ini tampak sangat gelisah untuk pindah ke divisi berikutnya. tubuh halus bergerak dalam garis vertikal dari atas ke bagian bawah divisi ini. Seperti gerakan dalam arah horisontal gagal untuk membawa mereka keluar dari Daerah Mati, mereka mencoba gerakan vertikal.

3,5 Region of the Dead ( Martyaloka ) No 5: Upaya oleh badan halus untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

Partikel halus dasar raja-tama terlihat di divisi ini. Banyak coretan benang merah keunguan terlihat di dalamnya. Mayat halus di daerah ini muncul untuk bergerak ke depan, kemudian tetap stabil dan lagi melanjutkan gerak maju. Mereka tampaknya cenderung lebih ke arah stabilitas.

3.6 Daerah dari (Mati Martyaloka ) No 6: badan Halus disesuaikan dengan tekanan di lingkungan

Mayat halus dalam divisi ini muncul menjadi stabil pada waktu di zona tengah dan zona bawah pada waktu lain. Lingkungan di divisi ini diisi dengan awan merah keunguan.

3.7 Daerah dari (Mati Martyaloka 7) No: Tubuh halus stabil pada waktu di zona atas dan di zona tengah di lain waktu

Pada divisi ini, awan menjadi jarang dan dasar halus raja-tama partikel lebih. Yang halus badan stabil pada waktu di zona atas dan di zona tengah di lain waktu.

3.8 Daerah dari (Mati Martyaloka ) No 8: Subtle badan stabil di zona atas

Divisi ini terdiri dari warna ungu seluruhnya. Jarang halus dasar raja-tama partikel terlihat. Yang halus badan stabil di tepi zona atas.

3.9 Daerah dari (Mati Martyaloka ) No 9: The badan halus menyadari betapa menyeberang divisi

Divisi ini seluruhnya dalam warna ungu. Pada divisi ini, frekuensi berkilau terlihat berasal dari penutup eksternal dari badan halus. Mayat halus pindah ke zona berikutnya pada kekuatan frekuensi ini berkilau.

3.10 Daerah dari (Mati Martyaloka ) No 10: The badan halus menyadari betapa menyeberang divisi

Suasana udara divisi ini adalah ungu samar dalam warna. Mayat halus muncul untuk tengok divisi ini untuk waktu yang sangat singkat. Tubuh halus yang dilemparkan dalam arah ke atas dengan bantuan penutup udara divisi 9. Tujuan mereka di wilayah Nether atau daerah lainnya ditetapkan sesuai perbuatan mereka.

3.11 Ruang kendaraan Halus ( Antariksha Yaan ): Tubuh halus yang dilempar keluar dari daerah ini menjadi daerah Nether seperti komet

Hal ini juga dikenal sebagai kendaraan Leluhur. Ia memiliki energi sendiri. Hal ini berdasarkan momentum ini energi yang tubuh halus yang dilempar keluar dari daerah ini ke Bhuvaloka seperti komet. Sebuah badai seperti suara yang terdengar di wilayah ini.

Warna Martyaloka terdiri dari aliran kolektif ungu dan merah. Ini adalah pengaturan yang tepat untuk disintegrasi frekuensi keinginan. Hal ini terjadi dalam selubung sekitar badan halus atau di pusat-pusat tayangan dalam meliputi sekitar badan halus. Selain itu, ia juga disebabkan oleh disintegrasi berkelanjutan dari gas ekskretoris berhubungan dengan tubuh fisik.

4. Durasi waktu yang dihabiskan di Daerah of the Dead ( Martyaloka )

Lamanya waktu yang dihabiskan di Daerah of the Dead ( Martyaloka ) mana saja antara beberapa bulan sampai bertahun-tahun.

Faktor-faktor yang menentukan waktu yang dihabiskan ada:

Intensitas lampiran/keinginan leluhur yang sudah meninggal: Semakin bayak lampiran semakin lambat kemajuan.



Tingkat spiritual: Sebuah tubuh halus pada tingkat spiritual 50% (jiwa tercerahkan) akan melintasi wilayah tersebut lebih cepat daripada tubuh halus pada tingkat spiritual 30%. Hal ini disebabkan karena ringan dari badan halus untuk pembubaran panca indera, pikiran dan intelek.

Ketika kita merujuk pada nenek moyang yang Terikat pada bumikita berarti bahwa mereka terjebak di Daerah of the Dead ( Martyaloka ). Di sini kita dapat membantu mereka melanjutkan dengan wirid spiritual kuat tertentu atau dengan melantunkan wirid kalimah tauhid

Seperti dalam kebanyakan kasus di masa sekarang, banyak orang yang meninggal tidak melakukan latihan spiritual substansial sesuai dengan enam prinsip dasar latihan spiritual atau mengajarkan keturunannya melakukan latihan spiritual yang benar atau dengan wirid kalimah tauhid dan asmaul husna sebanyak2nya. Akibatnya, tubuh paling halus merana di Daerah Mati selama bertahun-tahun.

Alam Kehidupan Di Alam Semesta


Menyatu dengan Alloh


Dunia telah mengalami kamajuan segala hal, tetapi di bidang kerohanian, manusia tetap bodoh. Mereka menjelajahi sungai, gunung dan lautan, tetapi dirinya tidak. Apakah gunanya ilmu pengetahuan bila menusia tidak mengenal dirinya. ?

“Tujuan dari semua ilmu pengetahuan adalah satu dan hanya satu. Engkau harus tahu siapa dirimu pada hari pengadilan Engkau boleh mengetahui segala sesuatu, tetapi bila engkau tidak mengenal dirimu sendiri, engkau bodoh”.Manusia itu bodoh karena ia tidak mengenal dirinya sendiri. Manusia boleh menguasai segala sesuatu yang ada di dunia, tetapi bila ia tidak tahu menahu tentang jiwanya, maka seluruh hidupnya sia-sia belaka.

Tujuan hidup manusia adalah untuk bersatu dengan Tuhan dengan jalan mengingat Tuhan, merasa bahagia dengan keadaan itu dan mengasihi Dia beserta ciptaan-Nya.

Tetapi, dengan memalingkan mukanya dari Tuhan, manusia menjadi hampa-kasih dan menjadi musuh sesamanya.

Manusia yang sayoganya menjadi pecinta atau bakti Tuhan kemudian menjadi pengayom dari kepercayaan palsu dan bersifat keduniawian. Bahkan keduniawian berarti memalingkan diri dari Tuhan dan mencintai serta mendengarkan yang lain ?

“ketahuilah apa artinya keduniawian” yaitu memutuskan hubungan dengan Tuhan, memikirkan tentang segala sesuatu kecuali kasih akan Dia dan mendengarkan akan hal- hal lain kecuali pujian bagi Dia”

semua agama mengkhotbahkan kebenaran etika dan kerohanian yang sama untuk umat manusia. Ajaran pokoknya adalah bahwa manusia harus berkelakuan baik, percaya kepada Tuhan dan berhubungan denga Dia.Tetapi mereka tidak memberi tahu bagaimana para guru Agama itu telah mencapai puncak kerohanian dan bagaimana kita dapat mencapainya, Mereka menekankan pentingnya untuk mancapai kitab-kitab suci, tetapi mereka tidak menerangkan bagaimana kita juga dapat mengalami semua hal yang diuraikan dalam kitab suci itu serta mereka tidak membawa kita ke kapal itu.Dalam dunia seperti itu, para suci menunjukan Rahasianya dan memberitahukan jalan yang mudah untuk mencapai kenyataan yang terdapat dalam diri setiap umat manusia.

Mereka mengatakan, jalan itu telah diciptakan oleh Tuhan dan telah ada sejak permulaan ciptaan. Itu bukan buatan manusiaPara suci mengatakan bahwa Tuhan memang ada dan bahwa semua agama berusaha untuk menyatukan diri dengan Dia. Jalan penyatuan diri dengan Tuhan itu di sebut Agama “Religion” (Agama) berasal dari kata `religare` yang berarti ‘menyatukan’ atau ‘mengikat’. Tujuannya yang sejati sudah terkandung dalam makna kata itu sendiri.

Tuhan merupakan lautan kehampaan yang tak terbatas, tak terhingga dan maha tembus. Selama pikiran kita tidak sama sekali diam, jiwa tidak dapat menghayati kesunyian yang memancarkan Suara sunyi atau sabda. Dan dengan menghubungi sabda itu, jiwa kita akan menyatu dengan kesunyian itu. Begitulah rahasiah kesunyian.

Namun demikian akal budi tidak dapat memahami hal-hal yang kekal abadi. Itu hanya dapat di pahami oleh jiwa dan hanya dapat dilihat dengan cara masuk ke dalam. Kita tidak dapat membayangkan Tuhan, kerena Ia berada di luar jangkauan pikiran dan akal budi..

Bagaimanakah kita dapat menyatu dengan Tuhan (Alloh) ? Tuhan yang tidak terbatas, yang melampaui semua ini, yang terbesar dari segala yang besar, mengambil wujud yang terkecil diantara segala yang terkecil, dan menempatkan dirinya dalam hati manusia. Kebenaran ini menakjubkan karena Tuhan yang Maha Besar tak terhingga dan Maha Kuasa, membiarkan Dirinya terkurung dalam hati manusia.

Jika kekuasaanmu sebagai manusia disatukan dengan kekuasaan Tuhan yang tidak terbatas, engkau jadi maha besar dan maha kuasa, engkau menunggal dengan Tuhan.Proses yang menyatukan Tuhan dengan dirimu di sebut Bakti, jalan pengabdian .

Bila engkau dekat dengan Tuhan dan bila engkau disayang Tuhan , engkau akan memperoleh kasih-Nya, dan segera semua sifat burukmu akan lenyap dan diganti dengan sikap sifat-sifat yang baik yang merupakanKembangkanlah kasihmu sehingga engkau selalu makin dekat dengan Tuhan dan makin di cintai Tuhan.Cara termudah untuk mendekatkan diri pada Tuhan ialah dengan mengingat Dia pada waktu melihat, mengatakan, dan malakukan apapun saja.Hanya melalui pengabdian sepenuh hati, engkau dapat memahami Aku, engkau dapat melihat Aku yang sesungguhnya, dan engkau dapat masuk ke dalam Aku serta manunggal dengan Aku (Tuhan).Menurut Al-Quran : dan kami (Alloh) lebih dekat kepadanya dari pada Urat leher nya : Q.S Qaat (50 ayat 16)Dan dialah (Alloh) bersama kamu di mana saja kamu berada. (Q.S Al-Hadiid (57 ayat 4)barang siapa yang menharapkan untuk menemui Alloh, maka janji Alloh akan datang, Dia Maha mendengar dan Maha Mengetahui. Al-Ankabut (29 ayat 5)hai manusia, sesungguhnya kamu harus mengusahakan diri dengan ketekunan yang setekun- tekunya sehingga sampai kepada Tuhanmu lalu kamu menemui-Nya. (Q.S Al-Insyiqaaq (84 ayat 6).

Kesiapan Menerima Pancaran Cahaya


Datangnya anugerah itu menurut kadar kesiapan jiwa, sedangkan pancaran cahayaNya menurut kadar kebeningan rahasia jiwa.

Anugerah, berupa pahala dan ma’rifat serta yang lainnya, sesungguhnya terga tung kesiapan para hamba Allah. Rasulullah saw, bersabda:

“Allah swt berfirman di hari qiamat (kelak): “Masuklah kalian ke dalam syurga dengan rahmatKu dan saling menerima bagianlah kalian pada syurga itu melalui amal-amalmu.” Lalu Nabi saw, membaca firman Allah Ta’ala “Dan syurga yang kalian mewarisinya adalah dengan apa yang kalian amalkan.” (Az-Zukhruf: 72)

Adapan pancaran cahaya-cahayaNya berupa cahaya yaqin dan iman menurut kadar bersih dan beningnya hati dan rahasia hati. Beningnya rahasia hati diukur menurut kualitas wirid dan dzikir seseorang.

Dalam kitabnya Lathaiful Minan, Ibnu Athaillah as-Sakandary menegaskan, “Ketahuilah bahwa Allah Ta’ala menanamkan cahaya tersembunyi dalam berbagai ragam taat. Siapa yang kehilangan taat satu macam ibadah saja dan terkaburkan dari keselarasan Ilahiyah satu macam saja, maka ia telah kehilangan nur menurut kadarnya masing-masing. Karenanya jangan mengabaikan sedikit pun atas ketaatan kalian. Jangan pula merasa cukup wirid anda, hanya karena anugerah yang tiba. Jangan pula rela pada nafsu anda, sebagaimana diklaim oleh mereka yang merasa dirinya telah meraih hakikat dalam ungkapannya, sedangkan hatinya kosong…”Jangan keblinger dengan Cahaya atau bentuk Cahaya sebagaimana tergambar dalam pengalaman mengenai Cahaya lahiriyah, baik yang berwarna warni atau satu warna. Cahaya batin sangat berhubungan erat dengan kebeningan batin, tidak ada rupa dan warna yang tercetak. Melainkan pancaran Cahaya keyakinan total kepadaNya.Perihal pancaran Cahaya ini, beberapa item pernah kita ungkap di edisi 2006, namun masih relevan untuk kita renungkan kembali, dan tertuang dalam kitab Al-Hikam:

“Bagaimana hati bisa cemerlang jika wajah semesta tercetak di hatinya? Bagaimana bisa berjalan menuju Allah sedangkan punggungnya dipenuhi beban syahwat-syahwatnya? Bagaimana berharap memasuki hadhirat Ilahi sedangkan ia belum bersuci dari jinabat kealpaannya? Atau bagaimana ia faham detil rahasia-rahasiaNya, sedangkan ia tidak taubat dari kelengahannya?”Semesta kemakhlukan adalah awal dari hijab Cahaya, dan ikonnya ada pada nafsu syahwat dan kealpaannya.“Siapa yang cemerlang di awal penempuhannya akan cemerlang pula di akhir perjalannya.” Kecemerlangan ruhani dengan niat suci bersama Allah dalam awal perjalanan hamba, adalah wujud pantulan Cahaya yang diterima hambaNya, karena yang bersama Allah awalnya akan bersama Allah di akhirnya.

“Orang-orang yang sedang menempuh perjalanan menuju kepada Allah menggunakan petunjuk Cahaya Tawajuh (menghadap Allah) dan orang-orang yang sudah sampai kepada Allah, baginya mendapatkan Cahaya Muwajahah (limpahan Cahaya). Kelompok yang pertama demi meraih Cahaya, sedangkan yang kedua, justru Cahaya-cahaya itu bagiNya. Karena mereka hanya bagi Allah semata, bukan untuk lainNya. Sebagaimana dalam Al-Qur’an, “Katakan, Allah” lalu tinggalkan mereka (selain Allah) terjun dalam permainan.” Itulah hubungan Cahaya dengan para penempuh dan para ‘arifun, begitu jauh berbeda.

“Cahaya adalah medan qalbu dan rahasia qalbu. Cahaya adalah pasukan qalbu, sebagaimana kegelapan adalah pasukan nafsu. Bila Allah hendak menolong hambaNya, maka Allah melimpahkan padanya pasukan-pasukan Cahaya, dan memutus lapisan kegelapan dan tipudaya.”

Wilayah Cahaya adalah qalbu, ruh dan sirr. Cahaya akan memancar sebagai instrument, wujud adalah hakikat yaqin yang memancar melalui instrumen pengetahuan yang dalam tentang Allah.“Allah mencahayai alam lahiriyah melalui Cahaya-cahaya makhlukNya. Dan Allah mencahayai rahasia batin (sirr) melalui Cahaya-cahaya SifatNya. Karena itulah cahaya semesta lahiriyah bisa sirna, dan Cahaya qalbu dan sirr tidak pernah sirna.”

“Pencerahan Cahaya menurut kebeningan rahasia batin jiwa”.“Sholat merupakan tempat munajat dan sumber penjernihan dimana medan-medan rahasia batin terbentang, dan di dalamnya Cahaya-cahaya memancarkan pencerahan.” Karena itu cita dan hasrat anda, hendaknya pada penegakan sholat, bukan wujud sholatnya.

“Apabila cahaya yaqin memancar padamu, pasti anda lebih dekat pada akhirat dibanding jarak anda menempuh akhirat itu sendiri. Dan bila anda tahu kebaikan dunia, pasti menampakkan gerhana kefanaan pada dunia itu sendiri.” Maksudnya, nuansa ukhrowi menjadi lapisan baju anda, yang melapisi Nuansa Ilahi. Segalanya terasa dekat tanpa jarak padamu.

“Tempat munculnya Cahaya adalah hati dan rahasia jiwa. Cahaya yang ditanamkan dalam hati adalah limpahan dari Cahaya yang menganugerah dari khazanah rahasia yang tersembunyi. Ada Cahaya yang tersingkapkan melalui makhluk-makhluk semesta, dan ada Cahaya yang tersingkapkan dari Sifat-sifatNya. Terkadang hati berjenak terhenti dengan Cahaya-cahaya, sebagaimana nafsu tertirai oleh alam kasar dunia.” Itulah ragam Cahaya, ada Cahaya muncul dari kemakhlukan ada pula Cahaya SifatNya. Tetapi, jangan sampai Cahaya jadi tujuan, agar tidak terhijabi hati kita dari Sang Pemberi Cahaya, sebagaimana terhijabinya nafsu oleh alam kasar dunia.

“Cahaya-cahaya rahasia jiwa ditutupi oleh Allah melalui wujud kasarnya alam semesta lahiriyah, demi mengagungkan Cahaya itu sendiri, sehingga Cahaya tidak terobralkan dalam wujud popularitas penampakan.” Itulah Cahaya yang melimpahi para ‘arifin, auliya’ dan para sufi, yang dikemas oleh cover tampilan manusia biasa. Sebagaimana Rasulullah saw, disebutkan , “Bukanlah Rasul itu melainkan manusia seperti kalian, makan sebagaimana kalian makan, minum sebagaimana kalian minum.” Ini semua untuk menjaga agar para hamba tidak berambisi popularitas, dan merasa bahwa Cahaya itu muncul karena upayanya.

“Cahaya-cahaya para Sufi mendahului wacananya. Ketika Cahaya muncul maka muncullah wacana” Para Sufi dan arifun berbicara dan berwacana, bukan karena aksioma logika, tetapi karena limpahan Cahaya, baru muncul menjadi mutiara kata. Sementara para Ulama, wacananya mendahului cahayanya.

“Ada Cahaya yang diizinkan untuk terbiaskan, ada pula Cahaya yang diizinkan masuk di dalam jiwa.” Ada Cahaya yang hanya sampai di lapis luar hati, tidak masuk ke dalam hati, sebagaimana orang yang menasehati tentang hakikat tetapi dia sendiri belum sampai ke sana. Ada Cahaya yang menghujam dalam jiwa, dan dada menjadi meluas, dengan ditandainya sikap merasa hampa pada negeri dunia penuh tipudaya, dan menuju negeri keabadian, serta menyiapkan diri menjemput maut.

“Janganlah anda menginginkan agar warid menetap terus menerus setelah Cahaya-cahayanya membias dan rahasia-rahasiaNya tersembunyi.” Itulah perilaku para pemula, biasanya ingin agar Cahaya-cahaya warid itu menetap terus menerus. Padahal suatu kebodohan tersendiri, karena penempuh akan lupa pada Sang Pencahaya.

“Sesungguhnya suasana keistemewaan itu ibarat pancaran matahari di siang hari yang muncul di cakrawala, tetapi Cahaya itu tidak dari cakrawala itu sendiri, dan kadang muncul dari matahari Sifat-sifatNya di malam wujudmu. Dan kadang hal itu tergenggam darimu lalu kembali pada batas-batas dirimu. Siang (Cahaya) bukanlah darimu untukmu. Tetapi limpahan anugerah padamu.”

“Cahaya-cahaya qalbu dan rahasia jiwa tidak diketahui melainkan di dalam keghaiban alam malakut. Sebagaimana Cahaya-cahaya langit tidak akan tampak melainkan dalam alam nyata semesta” Orang yang mampu memasuki alam malakut adalah yang dibukakan Cahaya-cahaya qalbu dan jiwanya. Begitu juga nuansa pencerahan Cahaya qalbu dan rahasia qalbu itu, merupakan rahasia tersembunyi di alam Malakut.

Dan lain sebagainya, yang menggambarkan soal pencahayaan ini. Karena berbagai ragam, bisa memberikan sentuhan Cahaya, apakah Cahaya qalbu, Cahaya ruh dan Cahaya Sirr yang memiliki karakteristik berbeda-beda dalam kondisi ruhani para hamba Allah.

Mati Selagi Hidup


Hadist Nabi berbunyi :Qoblal mautu anta mautu, yang artinya : matikan dirimu sebelum mati yang sesungguhnya.

Pada saat Inisiasi (Ma’rifat) Guru Murshid mengajarkan cara untuk menarik kesadaran sang siswa dari seluruh tubuh, naik ke pusat mata dimana ia dapat berhubungan dengan Nada Illahi, dan panarikan kesadaran ke pusat mata itu sebagai : mati selagi hidup”.

Bila saat kematian tiba, jiwa kita menarik diri ke atas, mulai dari telapak kaki sampai ke pusat mata. Setelah itu, barulah ia meninggalkan tubuh .Bila jiwa sudah dapat menarik diri ke pusat mata, berulah tubuh tidak mempunyai jiwa lagi dan ia mati, melalui proses yang sama, kita harus menarik kesadaran kita ke pusat mata, selagi hidup kita harus mati selagi hidup, kita harus menghampakan tubuh dan membawa aliran jiwa ke suatu titik, nyaitu diantara dan di belakang ke dua mata. Begitulah “mati selagi hidup”.

Selama kita belum dapat menarik kesadaran kita ke pusat mata dan melekatkannya kepada Roh di dalam, maka kita tidak dapat mati selagi hidup, dan selama kita tidak dapat mati selagi hidup, maka kita tidak dapat memperoleh hidup yang kekal.

Perbedaan paling penting antara kematian biasa dan mati selagi hidup adalah bahwa hubungan jiwa dengan tubuh tidak terputus. Semua organ berfungsi dan jiwa dapat kembali ke dalam tubuh setelah meditasi (Ma’rifat) selesai.“Alangkah bahagianya, seandainya engkau pada suatu malam dapat membawa jiwamu keluar dari tubuh, dan setelah meninggalkan tubuh ini, naik ke alam – alam luhur jika jiwamu telah meninggalkan tubuh engkau akan selamat dari pedang kematian engkau akan memasuki taman yang tidak mengenal musim gugur”.

Bila perhatian bekerja di bawah mata, kita mati terhadap tuhan, namun bila ia menarik diri dan berkumpul di pusat mata, kita akan hidup terhadap tuhan dan mati terhadap dunia.

Bila mereka melihat Cahaya itu, bila mereka mendengar Nada itu di dalam. Kita ini semua buta, tuli dan lumpuh, secara rohaniah kita ini seperti mati, bila mata rohani terbuka, kita akan sungguh sungguh melihat, mendengar, hidup dan langsung menempuh jalan pulang ke Tuhan.

Sebelum kita memperoleh penghayatan itu, kita tidak melihat Tuhan. Siapakah yang buta.

Orang yang tidak dapat melihat sesuatu yang ada di hadapannya. Kita semua tahu bahwa Tuhan bersemayam di dalam diri kita semua, Ia ada di dalam setiap partikel ciptaan, namun kita tidak melihat Dia – di dalam maupun di luar.

Itulah sebabnya para guru menyebut kita buta, bila mata rohani dan telinga rohani terbuka, kita akan melihat Cahaya dan mendengar Nada, nyaitu musik surgawi yang dapat membangkitkan orang mati. Guru berkata :Lihatlah tampa mata, dengarlah tampa telinga, berjalanlah tampa kaki, bekerjalah tampa tangan, berbicaralah tampa lidah. Dengan demikian matilah selagi hidup dan hayatilah sabda Nabi “ Qoblal mautu anta mautu” Setelah itu, barulah Engkau akan bertemu dengan sang Kekasih.

Bila bimbingan seorang Guru, kita ahirnya mencapai tujuan akhir di alam terluhur melalui konsentrasi dengan penuh kasih dan kebaktian dan bersatu dengan tuhan. Kemudian kita akan mati untuk hidup selama - lamanya.Semua orang Suci menekankan pentingnya untuk menarik kesadaran ke pusat mata dan masuk ke dalam. Mereka semua mengerjakan bahwa meditasi (Ma’rifat) adalah sekedar latihan untuk mati, agar dapat hidup selama-lamanya. Ajaran mereka mengungkapkan hal itu sejalas jelasnya , seperti yang dinyatakan oleh kutipan kutipan berikut ini :

Di dalam Al-Quran dikatakan, “Matilah sebelum saat kematian “Atau perkatan Bapak ( A. Hada)“Hari ini Kunjungilah tempat yang akan datang, Rumah setalah kematian”

Atau, dengan perkataan lain :“Rumah yang ingin kau kunjungi setelah kematian, dapatkan itu dengan jalan mati selagi hidup Selama engkau tidak mati selagi hidup bagai mana engkau dapat memperolah manfa’at yang sejati ? karena itu matilah, tinggalkanlah tubuh.

Wahai manusia engkau telah mati berulang kaliMengapa engkau ingkar kapada Alloh padahal dulunya kamu mati lalu Alloh menghidupkan kamu kemudian Dia mematikan kamu kemudian menghidupkan kamu kembali, lalu kepadanya kamu di kembalikan.(Al-Baqarah surat 2 Ayat 28)

Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan menghidupkan bumi sesudah matinya, dan seperti demikianlah kamu akan di keluarkan. (Al-Ruum Surat 30 Ayat 19)

Alloh yang menciptakan kamu, kemudian memberi Rezeki kapada kamu, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu. Adakah dari sesembahan kamu ada yang dapat berbuat sesuatupun dari demikian ? Maha suci Dia dan Maha Tinggi dari apa saja yang mereka sekutukan. (Al-Ruum Surat 30 Ayat 40)

Namun engkau tetap tinggal di belakang tirai Karena cara untuk mati sejati tidak kau pelajari.

Para Suci (Nabi) datang ke dunia ini dengan Rakhmat dan karunia tuhan, mereka tidak datang untuk menjadikannya tempat yang lebih baik maupun memperbaiki nasibnya, melainkan untuk membebaskan kita dari belengu kemelekatan dan memalingkan perhatian kita kepada Tuhan.

Mereka datang untuk membutakan kita terhadap dunia dan memberikan penglihatan untuk menghayati Tuhan.

Jika bukan kerunia-Nya, kita tidak mungkin akan memikirkan tentang perpisahan kita dari Tuhan, dan kita pun tidak akan rindu untuk pulang. Tampa karunia-Nya, kita tidak akan bertemu dengan Guru Murshid dan mengikuti jalan.

Dengan karunia-Nya, kita memperkembangkan kepercayaan kita kepada Guru Murshid. Dengan karunia-Nya kita berusaha untuk berlatih untuk melakukan meditasi (Ma’rifat). Karunia bimbingannya selalu menyertai kita.Dengan karunia-Nya, kitya dapat memahami identitas Guru Murshid yang sesungguhny, nyaitu firman yang menjadi manusia. Dan dengan karunia-Nya kita dapat pulang ke tingkat Tuhan dan bersatu denganya. Kita benar-benar telah menggenapi tujuan hidup manusia ini.

Kita tidak lagi terpisah dari sumber kita dan pulang ke rumah abadi kita yang penuh dengan ketenangan dan kebahagiaan dan menjadi satu dengan Tuhan kita, untuk selama-lamanya. (Innalilahi Wainna ilaihi roji’un)