بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Sabtu, 14 Juli 2012
Tanya Jawab dengan Syaikh Nazim Mengenai Melawan Ego
Mawlana Syaikh Nazim, Mursyid Tariqah Sufi
Naqsybandi Haqqani, saat ini berusia 90 th, tinggal di
Lefke Cyprus dan Damascus, Pewawancara adalah Prof.
Donal dari USA
Tanya : Apa yang menjadi kesengsaraan spiritual terbesar dalam hidup Anda dan bagaimana Anda meresponnya? Apa yang telah menjadi tantangan terbesar dalam hidup Anda?
Jawab Mawlana Syaikh Nazim : Hal tersulit bagi saya adalah ego (nafsu) saya. Dan halangan tersulit di depan manusia adalah ego/nafsu mereka. Ego/nafsu tak pernah bertanya apakah ia memerlukan perbaikan atau tidak. Ego/nafsu selalu mengklaim, "Saya adalah sempurna dan mereka adalah tidak sempurna". Karena itu, dari awal hingga akhir Anda harus memerangi ego/nafsu Anda, agar ia menyerah dan menerima bahwa dirinya tidaklah sempurna. Kesempurnaan adalah bagi ruh-ruh kita. Kesempurnaan manusia tidaklah berdasarkan atas ego/nafsu mereka, karena ego/nafsu berasal dari dunia hewan, milik bumi, sedangkan kesempurnaan manusia adalah lewat ruh-ruh mereka, karena ruh berasal dari Langit. Tapi, selalu saja ego/nafsu kita berada di depan ruh kita dan berkata, "Saya sudah sempurna."
Kenapa Anda berada dalam kesempurnaan? Apa kesempurnaan Anda? Apakah dapat mengangkat beban yang berat ke atas adalah suatu kesempurnaan? Dapat berlari- itukah kesempurnaan? Untuk melompat- itukah kesempurnaan? Berenang- itukah kesempurnaan? Untuk membunuhi orang-orang- itukah kesempurnaan? Makan berlebihan, minum berlebihan, bersenggama berlebihan- itukah kesempurnaan? Tidak, itu semua bukan kesempurnaan! Ego/nafsu kita selalu berkata, "Oh, sang juara, mengangkat, bergulat, atau bertinju." Demikian pikir mereka. Semua itu hanyalah dari ego/nafsu! Apa itu? Itukah kesempurnaan bagi manusia? Sayangnya, manusia mengejar kebodohan itu. Itu semua bukanlah kesempurnaan.
Mereka hanya membuat-buat kesempurnaan. Kesempurnaan, kesempurnaan sejati hanyalah bagi ruh, dan mereka berlarian mengejar sifat-sifat yang menjadi milik binatang? Menyelenggarakan Olimpiade! Apa itu olimpiade, untuk apa ini? Orang-orang telah menjadi dungu saat ini, gila. Orang-orang abad 21, berlarian dari satu Olimpiade ke Olimpiade yang berikutnya. Apa itu? Itukah kesempurnaan? Memberikan medali, berbuat seperti ini, bertepuk tangan, kebodohan apa itu? Orang-orang telahkehilangan kesempurnaan sejati manusia yang dimilikinya lewat ruh-ruh mereka. Mereka mengejar ego/nafsu, dan ego selalu datang dan berkata, "Saya adalah sempurna". Sempurna untuk apa? "Karena saya dapat berlari 100 meter. Rekor baru, Juara." Ini adalah bodoh. Kebodohan macam apa itu?
Bagaimana orang-orang dapat mencapai kedamaian dengan kebodohan macam itu. Kedamaian membutuhkan kesempurnaan. Kedamaian datang dari kesempurnaan dan orang-orang malah berlari menuju arah yang lain. Ego/nafsu selalu melawan ruh. Ruh ingin pergi ke atas, ego meminta untuk turun ke bawah. Inijelas bagi Anda, Anda mengerti?
Tanya : Teks suci doa yang mana yang memiliki makna spiritual terbesar bagi diri Anda?
Jawab : Sebagaimana telah saya katakan padanya, kami berusaha untuk membawa manusia menuju jalan Surga. Dan target sejati kami adalah untuk menyelamatkan manusia dari tangan-tangan nafsu/egonya.
Ego dapat diumpamakan seperti gurita. Anda tahu gurita? Di laut. Guritamemiliki banyak tangan, jika menangkap sesuatu seperti ini. Tidak mungkin untuk menyelamat kan seseorang yang dibelit gurita, jika Anda tidak memotong semua tangan gurita itu. Anda tak dapat menyelamatkan nya. Dan ego adalah seperti gurita yang menutupi mereka, selesai. Jika tak seorang pun dari luar menolong mereka, mereka akan habis. Sang gurita akan memakan mereka. Dan demikian pula ego/nafsu kita memakan diri kita, dengan cara yang mengerikan.(Membaca semua juz), karena kamimemiliki Kitab Suci, 30 Juz, dan setiap juz memberikan suatu kekuatan untuk menyelamatkan manusia dari tangan-tangan gurita ego mereka. Karena itulah, kami menggunakan ke-30 juz, setiap 30 hari sekali(maksudnya mengkhatamkan 30 juz Quran setiap 30 hari, penj.) sekali lagi dan sekali lagi.
Tanya : Apakah maksud dari eksistensi manusia, tujuan dari hidup manusia?
Jawab : Anda boleh bertanya pada Sang Pencipta. Anda bisa bertanya pada Ia yang menciptakan manusia. Anda dapat bertanya? Ego Anda akan berkata, "Maksud dari penciptaan adalah untuk menikmati diriku sendiridengan makan, minum, dengan Olimpiade, dengan segala sesuatu- itu adalah maksud penciptaan." Bagaimana dengan ruh Anda? Tak ada ruh. Saya di sini? Saat saya ada di sini, Anda tak dapat bicara tentang ruh. Kapan saya mesti bicara? Saya tidak tahu. Anda mengerti?
Tanya : Apa yang menjadi komponen-komponen praktis dari suatu hidup yang suci?
Jawab : Hidup sejati adalah dengan ruh-ruh kita. Ego/nafsu akan habis dan musnah dengan kematian, sedangkan ruh-ruh kita tak akan pernah musnah dan lenyap. Jadi, hidup yang bahagia, hidup yang kekal, dan kekekalan adalah bagi ruh-ruh kita, bukan buat wujud fisik kita. Karena itulah, manusia mestilah mencari kehidupan kekal mereka, tapi halangan terbesar di hadapan mereka adalah ego/nafsu. Dengan ego/nafsu, manusia tak akan pernah mencapai kekekalan.
Tanya : Apa yang menjadikan suatu hidup suci?
Jawab : Dengan menyelamatkan diri Anda dari tangan-tangan nafsu. Jika Anda telah selamat dari ego/nafsu dan tangannya, Anda akan meraih suatu hidup yang suci. Hidup yang suci hanya melalui Langit, bukan di atas bumi. Karena itulah, orang-orang suci berada di Langit, manusia lain di atas bumi. Tanya :Apa yang menjadi pesan utama Islam kepada Muslim dan yang lainnya? Jawab : Seperti sudah saya katakan. Kami tidak membuat suatu perbedaan di antara manusia. Semua manusia memiliki badan yang dilengkapi dengannafsu/ego dan ruh. Dan ratusan ribu nabi-nabi telah datang, yang mereka inginkan hanyalah menyelamatkan manusia dari tangan-tangan gurita ego, dan membuat mereka bebas untuk naik ke Surga, ke kekekalan, menuju maqam kekekalan mereka.
Jadi, tidak ada perbedaan antara kenabian (nubuwwah) dan nabi-nabi. Target utama setiap nabi adalah untuk menyelamatkan manusia dari tangan ego mereka, tapi manusia selalu memperlakukan mereka dengan keburukan,dan berkata, "Kami tidak mau melakukan ini, kami bahagia dengan ego kami, dengan kesenangan-kesenangan fisik kami, kami bahagia. Kenapa kau menyuruh kami kepada jalan yang lain?" Non-Muslim memiliki ego dan nafsu, Muslim pun memiliki ego/nafsu, Non-Muslim mempunyai ruh, Muslim pun mempunyai ruh. Setiap orang yang membebaskan ruh mereka telah mencapai tujuan atau gelar sejati mereka.Jangan pernah memberikan otoritas (pengaruh/kekuasaan, penj.) pada manusia, jika mereka tidak berusaha untuk menyelamatkan diri mereka sendiri terlebih dahulu. Jadi, kami tidaklah memerangi Non-Muslim, kami berperang melawan ego-ego/nafsu-nafsu yang mencegah manusia mencapai maqam surgawi mereka, atau mencegah mereka meraih dasar hidup kekal mereka.
Tidak, kami bukanlah musuh dari siapa pun, bukan! Musuh kami, musuh bersama kita adalah ego-ego kita. Kenapa mesti saya memerangi Anda? Untuk apa? Itu adalah suatu kebodohan. Saya hanya ingin menyelamatkan Anda daritangan-tangan ego Anda agar Anda menemukan jalan Anda menuju hidup yang kekal.
Tanya : Adakah suatu kebajikan esensial, sifat-sifat baik yang menjadi pokok di mana kebajikan lainnya bergantung?
Jawab : Semuanya akan menjadi jelek dan memburuk, jika Anda mengikuti ego/nafsu Anda. Anda harus menyingkirkannya, karena nafsu/ego meracuni hidup kita. Jika Anda tidak menyingkirkan ego Anda, hidup Anda di sini dan di akhirat akan teracuni. Karena itu, yang terpenting adalah memerangi ego kita, untuk menyingkirkannya dan berusaha untuk melakukan apa yang ruh Anda perintahkan.
Tanya : Bagaimana Anda melawan ego Anda sendiri?
Jawab : Itu adalah ajaran-ajaran Langit, yang tidak dapat Anda pelajari di universitas mana pun. Tidak. Universitas hanya membesarkan ego kita, memberi gelar-doktor, magister, professor. Ini dan itu. Gelar-gelar itu hanya menyenangkan ego kita, membuat ukuran ego menjadi semakin dan semakin besar. Kami ingin untuk membuat ukuran ego/nafsu menjadi makin kecil, kecil, kecil, sampai sini
Tanya : Apa yang Anda yakini di dunia ini?
Jawab : Sang Pencipta tak pernah berubah, dan
Langit/Surga pun tak pernah berubah. Apa yang menjadi
atribut Sang Pencipta, tak ada yang berubah, sedangkan
segala sesuatu kini hari demi hari, jam demi jam,
tengah berubah. Hanya yang tak berubah merupakan
hakikat-hakikat. Di luar hakikat-hakikat, segala
sesuatunya akan berubah. Suatu laut adalah laut yang
sama, tapi gelombang dan ombak membuatnya selalu
berubah di permukaannya, tapi samudera-samudera adalah
tetap. Tak ada perubahan. Tapi Anda harus melihat
permukaannya, yang selalu diubah oleh angin setiap
saat. Sedangkan samudera (ocean), hakikatnya adalah
tsabit, tetap, keyakinan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar